Artikel Aqidah

| Rabu, 22 Maret 2017
SYIRIK DALAM BERDO’A
Oleh : Nuha Shofiyah

Do’a merupakan senjata bagi ummat islam. sesuatu yang tidak masuk akalpun akan dengan mudah terjadi dengan perantara do’a. Begitu banyak cerita-cerita yang kita dengar mengenai keajaiban do’a. Dengan begitu tidak diragukan lagi bahwa do’a mengandung peran besar dalam kehidupan kita. Kita diwajibkan berdo’a dalam keadaan susah ataupun senang. Bukan berarti hanya orang-orang yang sedang ditimpa musibah saja yang layak memanjatkan doa. Dalam keadaan segar-bugar dan tidak kekurangan suatu apa pun, sebagai manusia, kiranya kita layak berdoa. Setidaknya berdo’a memohon agar Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni segala dosa-dosa, baik yang kita segaja maupun tidak. Juga meminta tetap diberi kekuatan iman dan kesehatan agar dapat melaksanakan segala perintah-Nya. Lalu memohon perlindungan-Nya dari gangguan setan dan hawa nafsu kita sendiri supaya tidak terjerembab dalam jurang maksiat.
Namun, kita sebagai ummat islam hendaknya berhati-hati dalam hal ini, bisa jadi do’a yang terucap justru menjadi penyebab batalnya keislaman seseorang. Yaitu ketika do’a itu diperuntukkan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu termasuk kategori syirik besar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
 “Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzalim (musyrik)." (QS. Yunus:106).
Pengertian dan Pembagian Do’a
Secara bahasa, kata “doa” itu bermakna seruan, jadi berdoa itu artinya menyeru, mengucap, memanggil. Sedangkan secara istilah “doa” adalah suatu permohonan atau permintaan dan ucapan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penguasa alam semesta, seperti contoh: meminta ampunan, pertolongan dari hal-hal yang ditakutkan, keselamatan hidup, ucapan rasa bersyukur, minta diberikan rizki yang halal dan ketetapan iman dan Islam, dan lain sebagainya.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1.      Ibadah, seperti firman Allah: “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak  memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS.Yunus: 106).
2.       Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.” (QS.Al-Anbiya: 15).
3.       Panggilan atau seruan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang.” (QS.Ar- Rum: 52)
4.      Meminta pertolongan. Allah berfirman: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS.Al Baqarah: 23).
5.      Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (QS.Al Mukmin: 49).
Pembagian do’a:
1.      Do’a mas’alah (permintaan) adalah meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemahorotan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan.
2.      Do’a ibadah maksudnya adalah semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kapada Allah baik lahiriyah maupun bathiniyah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya sholat, puasa, haji, dan sebagainya tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dijauhkan dari adzabNya.
Syirik Dalam Berdo’a
Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rububiyah dan uluhiyah serta Asma dan SifatNya. Syaikhul islam Ibnu Taimiyah berkata: “Syirik ada dua macam; pertama syirik dalam rububiyah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur alam semesta, sebagaimana firman-Nya:
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ    
“Katakanlah: ‘serulah mereka yang kamu anggap (sebagai illah) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” (QS.Saba’:22)
Kedua, syirik dalam Uluhiyah, yaitu beribadah (berdo’a) kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dalam bentuk do’a ibadah maupun do’a masalah.  Umumnya yang dilakukan manusia adalah menyekutukan dalam hal Uluhiyah Allah Subhanahu wa Ta’ala  seperti dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah seperti berdo’a kepada selain Allah di samping berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, atau memlaingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (berkurban), bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena itu, barang siapa menyembah dan berdo’a kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kedholiman yang paling besar. Allah berfirman:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“...Sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar-benar kedholiman yang besar.” (QS.Luqman:13) .
Dan yang termasuk kesyirikan dalam berdo’a meliputi:
1.      Berdo’a (memohon) kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2.      Meminta suatu hajat kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3.      Isti’anah (meminta tolong) kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4.      Isti’adzah (meminta perlindungan), kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”(QS.Al-Jin:6)
5.      Istighotsah (meminta tolong diwaktu sempit)  kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
6.      Meminta rizki kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
7.      Meminta kesembuhan penyakit dari mereka, atau kepada pohon dan lainnya kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahulloh berkata: “barang siapa yang memalingkan satu macam ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia musyrik kafir.”
Allah berfirman:
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba hambaNya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang"(QS. Yunus, 107).
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang berhak dengan segala ibadah yang dilakukan manusia, seperti doa, istighotsah dan sebagainya. Karena hanya Allah yang Maha Kuasa, jika Dia menimpakan sesuatu bahaya kepada seseorang, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia sendiri, dan jika Dia menghendaki untuk seseorang suatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Tidak ada seorangpun yang menghalangi kehendakNya. Wallohu a’lam bis showab
Referensi
1.      Jawaz,Yazid bin Abdul Qodir.2006. Syarh Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
2.      Sholih bin Fauzah Bin Abdulloh Bin Fauzan.2004. Majmu’ah Rosaailu Tauhid. Kairo: Darul Aqidah
3.      http://www.fimadani.com/meminta-perlindungan-dan-berdoa-pada-selain-allah-adalah-syirik/
4.      http://jiwareformasi.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-doa.html
5.      https://almanhaj.or.id/3262-syirik-dan-macam-macamnya.html  
6.      http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/doa/allsub/931/pengertian-doa-dan-fungsi-doa.html





edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Instagram

BTemplates.com

Popular Posts

Pages

Blogroll

About

Pages - Menu

Popular Posts

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content coretan sederhana