REMAJA DAN TREN PACARAN MASA KINI

| Sabtu, 08 September 2018

REMAJA DAN TREN PACARAN MASA KINI
Oleh: Nuha Shofiyah
I.                   PENDAHULUAN
Tak bisa dipungkiri, diera globalisasi seperti saat ini arus budaya barat dengan mudah yang masuk di negara kita. Tak heran, hal tersebut juga mempengaruhi sistem pergaulan anak-anak remaja hari ini. Budaya hedonisme yang datang dari barat semakin merajalela. Dengan mudah kita temukan perilaku-perilaku yang dulunya dianggap tabu namun sekarang menjadi hal yang lumrah, bahkan menjadi sebuah keharusan. Contoh mudahnya adalah pacaran. Tak jarang kita temukan beberapa pasang muda mudi dengan percaya diri bergandengan tangan di tempat-tempat umum, bahkan banyak diantara mereka yang merajut cinta sampai diluar batas kewajaran. Tidak hanya mahasiswa perguruan tinggi yang melakukan budaya pacaran, anak usia Sekolah Dasarpun tak mau ketinggalan.
Sebagian remaja zaman now menjadikan tayangan-tayangan televisi berupa sinetron sebagai kiblat dalam setiap aspek kehidupannya. Sebagaimana telah kita ketahui, pada umumnya sebuah sinetron  menceritakan kehidupan muda-mudi yang mengarah ke dalam percintaan. Tak ayal, para remaja menjadikan tokoh yang bermain di dalamnya sebagai panutan. Bukan hanya dalam hal percintaan, gaya hidup sang tokohpun tak luput dari perhatian.
Selain itu, minimnya pengawasan orang tua juga menjadi salah satu faktor yang  menyebabkan para remaja leluasa melakukan budaya pacaran tersebut. Jika dalu orang tua merasa malu jika anak mereka berpacaran, lain halnya dengan sekarang,  mereka merasa malu jika sang anak tidak memiliki pacar, bahkan para orang tuapun turut memotivasi anak mereka untuk mencari pasangan.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai fonemena pacaran masa kini, serta bagaimana sikap yang harus dipilih pemuda muslim dalam menghadapi fenomena pacaran tersebut. Sehingga diharapkan adanya manfaat yang bisa dipetik dari makalah ini bagi penulis pribadi maupun para pembaca secara umum.



II.                PEMBAHASAN
A.    Definisi
Pengertian remaja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin.[1] Menurut Wikipedia adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.[2]
Pacaran dalam bahasa Indonesia berasal dari kata pacar, kemudian diberi akhiran-an. Pacar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti  teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih. Sedangkan berpacaran adalah bercintaan, berkasih-kasihan.[3] Menurut Wikipedia, pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.[4] Dari semua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pacaran adalah sepasang lawan jenis yang memiliki hubungan khusus berupa cinta dan kasih sayang yang bertujuan untuk saling mengenal antara dua insan sebelum terjadinya pernikahan.
B.     Remaja dan Sinetron
Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia hiburan di Indonesia semakin signifikan. Banyaknya channel televisi semakin mempermudah akses informasi serta dapat memperluas wawasan. Sehari-hari televisi tak pernah absen menyuguhkan tayangan yang bermacam-macam, mulai dari talkshow, berita, tayangan edukasi, dan sinetron. Diantara tayangan-tayangan tersebut, sinetronlah yang paling menarik perhatian remaja di Indonesia. Alur yang menarik, cerita yang menghibur, dan menampilkan artis papan atas menjadi daya tarik utama dari tayangan ini. Selain itu, alur cerita yang bersambung juga menjadi daya tarik tersendiri, karena hal tersebut menjadikan penonton merasa penasaran dan secara tidak langsung membuat penonton ingin terus menyaksikan episode kelanjutannya.
Jika kita perhatikan, tayangan sinetron lebih banyak memberikan dampak negatif bagi perkembangan remaja. Karena di dalamnya banyak menampilkan adegan yang tak layak ditonton dan dicontoh. Masa anak-anak dan remaja adalah masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa itu akan berpengaruh pada kehidupannya di masa mendatang. Seperti yang sering dikatakan para psikolog “what they see is what they do” yang artinya apa yang mereka lihat adalah “apa yang mereka kerjakan”. Dari kalimat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sinetron dapat mempengaruhi kondisi psikis remaja.[5]
Salah satu tema cerita yang paling sering ditampilkan dalam sinetron adalah percintaan. Mulai dari mencari pacar, kencan, jadian, perselingkuhan, putus cinta, sampai pacaran yang mengarah keperzinahan. Bahkan sebuah sinetron akan terasa kurang berwarna jika di dalamnya tidak menampilkan adegan pelukan, ciuman dan mesra-mesraan. Oleh karenanya, menjadi sebuah kewajaran jika para remaja juga ikut mengambil porsi sendiri dalam kehidupan mereka, karena tanpa disengaja, sinetron telah memberikan movitasi bagi mereka dalam hal percintaan.
Tak heran, jika banyak remaja yang mengabaikan pendidikan sekolah, bahkan hubungan mereka dengan Robb-nya. Karena mereka lebih memperhatikan status hubungan cinta. Ini merupakan dampak buruk yang dapat mempengaruhi kwalitas pendidikan serta keimanan mereka.  
Selain menjadikan remaja termotivasi untuk melakukan pacaran, sinetron juga memiliki dampak negatif lain yang tak kalah membahayakan, diantaranya:[6]
1.      Merusak kemampuan berpikir kritis
Perlu diketahui bahwa setiap apapun yang kita lihat akan terekam di memori otak, kemudian jika apa yang dilihat menjadi sesuatu yang difavoritkan, maka akan menjadikan otak pasif, melemahkan kemampuan berpikir kritis, juga menumpulkan kognitif. Maka, alangkah baiknya jika otak diisi dengan hal-hal yang bisa memperkaya intelektual karena hal tersebut lebih banyak mengandung manfaat.
2.       Melemahkan kondisi mental
Dengan menonton sinetron, sedikit banyak akan mempengaruhi karakter penontonnya, bahkan bisa juga melemahkan kondisi mental. Contohnya dalam hal memilih dan memilah pasangan, jika orang tua tidak merestui, maka ia akan berusaha memberontak, karena dalam sinetron mengajarkan bahwa hal tersebut merupakan ujian dalam percintaan. Contoh lainnya adalah sulit melupakan mantan pacar padahal masih banyak orang yang lebih baik daripada dia. Dan masih banyak lagi contoh real dalam kehidupan nyata. Ini merupakan bukti bahwa kondisi mental semakin rendah karena inspirasi semu sinetron.
3.      Krisis moralitas
Pengaruh buruk akibat terlalu sering menonton sinetron akan mengakibatkan  rendahnya moralitas diri. Hal ini dikarenakan tema dalam sinetron yang berkaitan hubungan percintaan, tentu memperkuat keinginan untuk meniru sehingga memungkinkan terjadi hal-hal yang berada di luar batas moral. Krisis moralitas tersebut berupa:
a.       Terjerumus dalam pergaulan bebas
Misalnya, karena meniru adegan romantis di TV, banyak remaja saat ini pergi ke diskotik, keluar dan pulang malam hari, sampai terjun dalam pergaulan seksual.
b.      Penyalahgunaan alkohol
Begitu pula dengan mencoba minum minuman beralkohol sampai mabuk-mabukan, ini sama seperti adegan di sinetron, para remaja mencoba untuk bergaya bebas.
c.       Kekerasan dan agresif
Kekerasan dan agresif pada sesama pelajar juga sering diadegankan di sinetron TV, salah satu buktinya adalah banyak tersebar video rekaman kekerasan anak pelajar terhadap temannya sendiri.
d.      Merusak identitas remaja
Penampilan para aktor sinetron yang selalu terlihat cantik dan tampan, model rambut yang unik, penampilan style, punya kendaraan mewah, dan lain sebagainya juga banyak ditiru oleh para remaja saat ini, bahkan banyak pula dari mereka berpikir bahwa orang cantik atau tampan adalah orang yang berkulit putih, berwajah cerah tanpa jerawat, berambut lurus, memiliki postur tubuh yang ideal, dan lain sebagainya, padahal kecantikan atau ketampanan ada pada hati bukan pada penampilan fisik.
4.      Pemisah antara tujuan duniawi dan ukhrowi
Sebagai masyarakat beragama, kita tentu sangat faham bahwa kehidupan sesungguhnya adalah kehidupan di akhirat nanti, kehidupan dunia adalah tempat untuk mencari bekal. Tetapi, kesibukan hati akibat terlalu sering menonton sinetron, membuat banyak orang melupakan bahwa hakekat hidup bukanlah hanya sekedar untuk mencari jodoh atau menyambung hubungan asmara.
C.    Remaja dan Trend Pacaran Masa Kini
Selain karena peran media berupa sinetron, ada sebab lain yang mempengaruhi gaya pacaran remaja zaman sekarang, yakni perkembangan teknologi. Jika dahulu pacaran dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan mengandalkan surat sebagai media komunikasi. Lain halnya dengan sekarang, aktivitas pacaran semakin dipermudah dengan hadirnya smartphone dan media sosial. Terutama media sosial yang memberikan kebebasan untuk mencurahkan isi hati, mengirim pesan, dan mengupload foto ke dunia maya. Tidak jarang kita melihat gambar-gambar tingkah laku serta screenshoot chatting orang pacaran yang sudah kelewat batas.
Tidak hanya itu, Internet juga menjadi salah satu faktor yang merubah pola pacaran anak muda jaman sekarang. Dengan mudahnya mereka bisa mengakses konten-konten negatif yang tersebar luas di dunia maya, yang kemudian mereka praktekkan di dunia nyata.
Bisa dikatakan gaya pacaran jaman sekarang jauh dari norma kesopanan. Masyarakat tidak malu mengumbar kemesraan di depan umum dan mengunggahnya ke media sosial. Lebih parahnya lagi, hal tersebut banyak dilakukan dari kalangan remaja dan anak usia Sekolah Dasar.
Jika remaja dahulu merasa sangat malu untuk sekedar berduaan. Berbeda dengan remaja zaman sekarang, jangankan berduaan, berpelukan bahkan berciuman di tempat umum menjadi sesuatu yang wajar. Menurut mereka belum dikatakan berpacaran jika belum pernah melakukan ciuman bibir. Begitu juga seorang wanita belum bisa dikatakan mencintai kekasihnya jika ia belum menyerahkan keperawannya.[7]
Tidak hanya itu, masih banyak lagi tren pacaran yang dilakukan remaja zaman sekarang yang cenderung aneh dan kelewat batas, diantaranya:
1.      Tukar baju dengan pasangan
Tukar baju dengan pasangan sempat populer di Indonesia. Banyak remaja yang mengikuti tren ini. Pihak wanita memakai baju pria bagitupula sebaliknya. Kemudian mereka memposting foto tersebut ke media sosial. Tren ini sempat mendapat banyak hujatan dari netizen yang tidak suka dengan tingkah laku remaja saat ini yang kelewat konyol.
2.      Cium ketek pacar
Mencium ketek pacar adalah tren aneh sekaligus terlihat jijik. Tapi, tren ini banyak sekali diikuti remaja sekarang. Si wanita berpose mencium ketek pacarnya, lalu memposting fotonya tersebut ke media sosial. Tren ini juga mendapat banyak hujatan dari netizen karena nggak ada faedahnya.
3.      Gunakan panggilan yang kelewat mesra
Menggunakan panggilan yang kelewatan mesra, seperti papa mama, ayah bunda, mimi pipi, abi umi dan masih banyak lagi. Tren ini banyak mendapat hujatan, banyak yang bilang kelewat alay, karena belum tentu mereka akan sampai ke jenjang pernikahan.
4.      Pakai baju couple
Pakai baju couple juga menjadi tren yang dianggap alay dan lebay. Pasangan remaja biasa memakainya ketika berkencan.
5.      Menulis salam di puncak gunung
Tren yang satu ini seringkali dilakukan oleh para pecinta alam. Karena harus mendaki gunung duhulu untuk bisa sampai ke puncaknya kemudian  menulis salam untuk orang yang dikasihi. [8]
6.      Memasang status hubungan secara berlebihan di media sosial.
7.      Memasang foto mesra secara berlebihan di media sosial.
8.      Mulai berpacaran berduaan di tempat gelap.
Tidak dapat dipungkiri lagi jika pacaran dilakukan di tempat gelap sesuatu yang negatiflah yang dilakukan.
9.      Berpacaran di kamar, hotel, ataupun kost-kostan.[9]
Banyak remaja zaman sekarang yang berani mengajak kekasihnya ke tempat-tempat tertutup yang otomatis hanya ada mereka berdua di dalamnya. Dengan begitu mereka lebih leluasa untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan. Termasuk melakukan hubungan layaknya suami istri.
Islam melarang budaya pacaran. Segala sesuatu yang dilarang oleh syariat dapat dipastikan di dalamnya terkandung bahaya dan menimbulkan dampak yang negatif, diantaranya:
1.      Mudah terjerumus ke perzinaan.
Tentang dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung lagi jumlah pemuda yang benar-benar terjerumus dalam perzinaan yang diawali dengan aktivitas pacaran.
2.      Menurunkan tingkat keimanan.
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas cinta kepada Robb-nya. Tak perlu mengelak atau mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kwalitas keimanan seseorang. Jika kwalitas ibadahnya menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaanya kepada Allah berkurang. Iapun menjadi jarang ke tempat ibadah, jarang membaca Al-Quran dan lain-lain.
3.      Melatih kemunafikan.
Orang yang berpacaran seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa dialah yang terbaik. Ia akan menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun yang buruk sebagian besar ia sembunyikan.
4.      Menjadikan seseorang benyak berkhayal.
Orang yang sedang jatuh cinta –pacaran- seringkali teringat dengan orang yang dicintainya. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu tentang apa yang akan dilakukan nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan, dan masih banyak lagi.
5.      Mengurangi produktivitas.
Jika tidak berpacaran, seorang siswa/remaja tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif, seperti membuat ide kreatif, kegiatan olah raga, kegiatan akademik, dan lain-lain. Namun seringkali produktivitasnya turun lantaran ia berpacaran. [10]
D.    Sikap Remaja Islam terhadap Fenomena Pacaran
Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Karena itu merupakan fitrah. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah nikmat yang dianugerahkan Yang Maha Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. (QS. Ali Imran: 14).
Sebagai pemegang estafet perjuangan, remaja Islam harus memahami dengan betul bahwa kehidupan di dunia bukan semata-mata tentang percintaan. Hendaknya ia berbuat sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan agama, bukan malah sebaliknya, mereka ikut-ikutan budaya remaja pada umumnya, yakni pacaran. Bagaimana Islam akan jaya jika generasi mudanya tersibukkan oleh urusan-urusan yang bersifat merusak.
Islam telah mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan, hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir adanya rasa saling tertarik diantara mereka sebelum waktunya serta mencegah adanya kemaksiatan yang lebih besar. Yaitu dengan menundukkan pandangan, melarang berdua-duaan dengan lawan jenis dan jabat tangan dengan lawan jenis.
Namun, jika cinta telah terlanjur menguasai hati dan pikiran, maka yang perlu dilakukan adalah :
1.      Menyadari kembali hakikat penciptaannya di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah. Maka dengan ini akan tumbuh pemikiran bahwa cinta yang sesungguhnya adalah hanya kepada Allah Ta’ala.[11] Ada dua perkara penting yang harus dilakukan untuk mempertebal kecintaan kepada Allah yaitu dengan ma’rifatullah dan selalu melakukan amal sholeh.[12]
2.      Berusaha untuk tidak mengingat kembali kenangan-kenangan lama tentang orang yang dicintainya (pacar). Yaitu dengan menyibukkan diri, seperti memperbanyak kegiatan yang bermanfaat. Hal ini membutuhkan dorongan yang kuat dari dirinya sendiri, ia harus merasa yakin bahwa ia akan mendapatkan ganti yang lebih baik di dunia dan akhirat.
3.      Mempersenjatai diri dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Sehingga hati akan kembali hidup, dan keberaniannya menghadap Allah kembali tumbuh dengan baik. Maka Allah akan menetapkan ke dalam hatinya kebahagiaan, keridhaan, dan ketenangan yang kan muncul kembali pada jiwanya, dan melahirkan hati baru yang mengetahui arti cinta.[13]
III.             PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tayangan sinetron lebih banyak memberikan dampak negatif bagi perkembangan remaja. Di antaranya dalam hal percintaan. Di dalam sinetron biasanya menampilkan tren pacaran remaja yang terlewat batas, sehingga tak sedikit remaja yang mengikuti dan mempraktekkan dalam kehidupannya.
Selain sinetron, media sosial dan internet juga berperan penting dalam mempengaruhi tren pacaran remaja masa kini. Di antara tren pacaran remaja zaman sekarang adalah, tukar baju dengan pasangan, cium ketek pacar, gunakan panggilan yang kelewat mesra, pakai baju couple, menulis salam di puncak gunung, memasang status hubungan secara berlebihan di media sosial, memasang foto mesra secara berlebihan di media sosial, mulai berpacaran berduaan di tempat gelap, berpacaran di kamar, hotel, ataupun kost-kostan.
Sikap yang harus dipilih oleh remaja Islam terhadap tren pacaran adalah dengan tidak mengikuti budaya tersebut. Selain diharamkan, pacaran juga mengandung banyak dampak negatif.
B.     Saran
Masa remaja merupakan masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia, sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa itu akan berpengaruh pada kehidupannya di masa mendatang. Oleh karenanya bagi remaja hendaknya memanfaatkan kesempatan emas tersebut untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi ummat dan agama. Agar kejayaan Islam bisa kembali tegak di muka bumi.
Teruntuk orang tua, masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Maka, mendampingi para remaja untuk menemukan jati diri mereka merupakan tugas utama. Agar mereka tidak salah melangkah dan menentukan jalan mereka. Wallahu A’lam bish Shawab


















DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Kariim
Thaha Ahmad, 2007, Mystery Of Love In Islam, Klaten: Inas Media
Hilali, Al-, Majdi, Quantum Cinta, 2008, Surakarta: Insan Kamil, cet.ke-1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, tt, Jakarta: Balai Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja, diakses pada 18 Maret 2018 pukul 05.57
http://refianishalihah.blogspot.co.id/2016/02/opini-pengaruh-sinetron-terhadap.html, diakses pada 18 Maret 2018 pukul 15.05
https://www.famous.id/video/personality/5-tren-pacaran-kids-jaman-now-yang-bikin-geleng-kepala-1710163.html, diakses pada 18 Maret 2018 pukul 20.58
http://www.academia.edu/5451995/DAMPAK_NEGATIF_PACARAN_BK, diakses pada 19 Maret 2018 pukul 10.48





[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  (Jakarta: Balai Pustaka) hal: 945
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja, diakses pada 18 Maret 2018  pukul 5.57
[3] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  (Jakarta: Balai Pustaka)  hal: 807
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Pacaran,  diakses pada 18 maret 2018 pukul 6.21
[5] http://refianishalihah.blogspot.co.id/2016/02/opini-pengaruh-sinetron-terhadap.html , diakses pada 18 Maret 2018 pukul 15.05
[8] https://www.famous.id/video/personality/5-tren-pacaran-kids-jaman-now-yang-bikin-geleng-kepala-1710163.html, diakses pada 18 Maret 2018 pukul 20.58

[10] http://www.academia.edu/5451995/DAMPAK_NEGATIF_PACARAN_BK, diakses pada 19 maret 2018, pada pukul 10.48


[11] Ahmad Thaha, Mystery Of Love In Islam, (Klaten: Inas Media, 2007) hal: 128
[12] Majdi Al-Hilali, Quantum Cinta, (Surakarta: Insan Kamil, 2008) hal: 221, cet.ke-1
[13] Ahmad Thaha, Mystery Of Love In Islam, (Klaten: Inas Media, 2007) hal: 128-131

edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Instagram

BTemplates.com

Popular Posts

Pages

Blogroll

About

Pages - Menu

Popular Posts

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content coretan sederhana