SYIRIK DALAM BERDO’A
Oleh : Nuha Shofiyah
Do’a merupakan senjata bagi ummat islam. sesuatu yang tidak masuk
akalpun akan dengan mudah terjadi dengan perantara do’a. Begitu banyak
cerita-cerita yang kita dengar mengenai keajaiban do’a. Dengan begitu tidak
diragukan lagi bahwa do’a mengandung peran besar dalam kehidupan kita. Kita
diwajibkan berdo’a dalam keadaan susah ataupun senang. Bukan
berarti hanya orang-orang yang sedang ditimpa musibah saja yang layak
memanjatkan doa. Dalam keadaan segar-bugar dan tidak kekurangan suatu apa pun,
sebagai manusia, kiranya kita layak berdoa. Setidaknya berdo’a memohon agar
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni segala dosa-dosa, baik yang kita segaja
maupun tidak. Juga meminta tetap diberi kekuatan iman dan kesehatan agar dapat
melaksanakan segala perintah-Nya. Lalu memohon perlindungan-Nya dari gangguan
setan dan hawa nafsu kita sendiri supaya tidak terjerembab dalam jurang
maksiat.
Namun, kita sebagai ummat islam hendaknya berhati-hati dalam hal
ini, bisa jadi do’a yang terucap justru menjadi penyebab batalnya keislaman seseorang.
Yaitu ketika do’a itu diperuntukkan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal itu termasuk kategori syirik besar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari
agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam neraka, jika ia meninggal dunia
dan belum bertaubat daripadanya. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:
وَلَا
تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ
فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan janganlah kamu
memohon/berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan
tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka
sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzalim
(musyrik)." (QS. Yunus:106).
Pengertian dan Pembagian Do’a
Secara bahasa, kata “doa” itu bermakna seruan, jadi berdoa itu
artinya menyeru, mengucap, memanggil. Sedangkan secara istilah “doa”
adalah suatu permohonan atau permintaan dan ucapan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
sebagai penguasa alam semesta, seperti contoh: meminta ampunan, pertolongan
dari hal-hal yang ditakutkan, keselamatan hidup, ucapan rasa bersyukur, minta
diberikan rizki yang halal dan ketetapan iman dan Islam, dan lain
sebagainya.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa
bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah,
seperti firman Allah: “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat
kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk
orang-orang yang zhalim.” (QS.Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Maka tetaplah demikian keluhan
mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang
tidak dapat hidup lagi.” (QS.Al-Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman: “Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu
dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,
apabila mereka itu berpaling ke belakang.” (QS.Ar- Rum: 52)
4. Meminta
pertolongan. Allah berfirman: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al
Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal
al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar.” (QS.Al Baqarah: 23).
5. Permohonan.
Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada
penjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab
dari kami barang sehari." (QS.Al Mukmin: 49).
Pembagian do’a:
1. Do’a
mas’alah (permintaan) adalah meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari
kemahorotan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan.
2. Do’a
ibadah maksudnya adalah semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kapada
Allah baik lahiriyah maupun bathiniyah, karena pada hakikatnya semua bentuk
ibadah misalnya sholat, puasa, haji, dan sebagainya tujuan utamanya adalah
untuk mendapatkan ridho Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan dijauhkan dari
adzabNya.
Syirik Dalam Berdo’a
Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam rububiyah dan uluhiyah serta Asma dan SifatNya. Syaikhul
islam Ibnu Taimiyah berkata: “Syirik ada dua macam; pertama syirik dalam
rububiyah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur alam semesta,
sebagaimana firman-Nya:
قُلِ
ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ لَا
يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا
لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ
“Katakanlah: ‘serulah mereka yang kamu anggap (sebagai illah)
selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrahpun di langit
dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan)
langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi
pembantu bagi-Nya.” (QS.Saba’:22)
Kedua, syirik dalam Uluhiyah, yaitu beribadah (berdo’a) kepada
selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dalam bentuk do’a ibadah maupun do’a
masalah. Umumnya yang dilakukan manusia
adalah menyekutukan dalam hal Uluhiyah Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti dalam hal-hal yang merupakan
kekhususan bagi Allah seperti berdo’a kepada selain Allah di samping berdo’a
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, atau memlaingkan suatu bentuk ibadah seperti
menyembelih (berkurban), bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selain Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Karena itu, barang siapa menyembah dan berdo’a kepada selain Allah Subhanahu
wa Ta’ala berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya
kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kedholiman yang paling besar. Allah
berfirman:
إِنَّ
الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“...Sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar-benar kedholiman
yang besar.” (QS.Luqman:13) .
Dan yang termasuk kesyirikan dalam berdo’a meliputi:
1.
Berdo’a
(memohon) kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2.
Meminta
suatu hajat kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3.
Isti’anah
(meminta tolong) kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4.
Isti’adzah
(meminta perlindungan), kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ
الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”(QS.Al-Jin:6)
5. Istighotsah (meminta tolong diwaktu sempit) kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
6. Meminta rizki kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
7. Meminta kesembuhan penyakit dari mereka, atau kepada pohon dan
lainnya kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahulloh berkata: “barang
siapa yang memalingkan satu macam ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala,
maka ia musyrik kafir.”
Allah berfirman:
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ
فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ
وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ
يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ
وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Dan jika
Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada
siapa yang dikehendakiNya di antara hamba hambaNya dan Dia lah yang Maha
Pengampun lagi Maha penyayang"(QS. Yunus, 107).
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang berhak dengan segala
ibadah yang dilakukan manusia, seperti doa, istighotsah dan sebagainya. Karena
hanya Allah yang Maha Kuasa, jika Dia menimpakan sesuatu bahaya kepada
seseorang, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia sendiri, dan
jika Dia menghendaki untuk seseorang suatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat
menolak karuniaNya. Tidak ada seorangpun yang menghalangi kehendakNya. Wallohu
a’lam bis showab
Referensi
1.
Jawaz,Yazid
bin Abdul Qodir.2006. Syarh Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Bogor: Pustaka Imam
Asy-Syafi’i
2.
Sholih
bin Fauzah Bin Abdulloh Bin Fauzan.2004. Majmu’ah Rosaailu Tauhid. Kairo: Darul
Aqidah
3.
http://www.fimadani.com/meminta-perlindungan-dan-berdoa-pada-selain-allah-adalah-syirik/
4.
http://jiwareformasi.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-doa.html
5.
https://almanhaj.or.id/3262-syirik-dan-macam-macamnya.html
6.
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/doa/allsub/931/pengertian-doa-dan-fungsi-doa.html