Kiblatmuslimah.com – Akhlak yang baik adalah akhlak yang harus melekat pada diri setiap muslimah, karena akhlak yang baik merupakan pantulan dari aqidah yang benar. Seorang muslimah shalihah adalah muslimah yang menghiasi dirinya dengan sifat dan akhlak yang mulia, karena sifat-sifat yang baik merupakan sifat yang melekat pada diri Rasulullah, hingga Allah langsung memuji beliau karena akhlaknya,
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Pujian tersebut merupakan pujian yang luar biasa dari Allah. Sebagai seorang muslimah, mencontoh Rasulullah dalam berakhlak adalah hal yang penting karena Rasulullah tidak pernah dibenci karena akhlaknya. Oleh sebab itu, sebagai muslimah jangan sampai kita dibenci karena akhlak kita. Mengutip perkataan ustadz Oemar Mita, “Jika kita dibenci karena kebenaran maka itu anugerah, tapi kalau kita dibenci karena akhlak, itulah musibah.”
Akhlak merupakan pantulan dari aqidah yang benar. Mereka yang benar aqidahnya, bisa dipastikan setiap tutur kata yang keluar mengandung kelembutan. Mereka yang benar aqidahnya tidak akan membuat saudaranya membenci dirinya karena buruknya akhlak yang kita miliki.
Salah satu akhlak yang harus dimiliki setiap muslimah adalah sifat ramah, karena sifat ini merupakan hal yang penting. Di lingkungan masyarakat, keramahan kita menjadi poin penting, karena masih banyak dari saudara-saudara kita yang masih antipati dengan model pakaian yang kita kenakan.
Ketika kita tahu bahwa masih ada saudara-saudara kita yang masih melihat aneh pakaian kita, maka jangan kita tambah dengan kepribadian jutek dan pelit dalam bertegur sapa. Salah satu senjata pamungkas bagi kita yang berhijab syar’i adalah dengan menampilkan sifat ramah kepada setiap orang yang kita jumpai. Sifat ramah bisa mengubah pandangan yang awalnya negatif menjadi postif, insya Allah.
Penulis pernah mendengarkan curhatan hati seorang muslimah yang belum berhijab syar’i. Ketika beliau mengikuti kajian dan beliau sangat merasa terasing. Hal ini karena orang-orang yang berhijab syar’i hanya mau bertegur sapa, memberi salam dan berjabat tangan dengan yang berhijab syar’i. Sementara beliau yang sama-sama duduk di sana tidak ditegur apalagi disalami. Penulis sendiri juga pernah melihat langsung kasus seperti itu.
Itulah hal klasik yang sering dijumpai di sekitar kita, sehingga banyak masyarakat yang mengatakan orang yang berhijab syar’i itu ekslusif. Mereka yang sudah aneh memandang hijab syar’i yang kita kenakan, menjadi tambah aneh dengan sifat ekslusif yang kita tunjukkan.
Ketahuilah saudariku, ketika kita mengasingkan diri dengan hanya mau bertegur sapa dan bersalaman dengan orang-orang yang kita kenal maka dakwah Islam tidak akan sampai kepada orang-orang yang belum mengenal Islam. Bukankah dengan bertegur sapa dan memberi salam bisa menumbuhkan rasa cinta di antara kita seperti yang Rasulullah sabdakan?
“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjuki pada suatu yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam di antara kalian!” (HR. Muslim)
Mulai sekarang, jadikanlah sifat ramah dengan senantiasa memberi salam ketika berjumpa, bertegur sapa, bersalaman, memberikan senyuman kepada saudari kita walaupun kita belum mengenalnya. Hilangkan pandangan ekslusif mereka kepada kita, Saudariku. Pakaian kita boleh ekslusif tapi akhlak kita tidak. Jadilah muslimah yang bisa mengubah cara pandang orang yang berhijab syar’i dengan menampilkan sikap ramah kepada mereka yang belum berhijab syar’i. Semoga keramahan kita menjadi jalan hidayah bagi mereka untuk berhijab syar’i, sehingga kita telah berdakwah tanpa banyak berkata-kata, sebab cukup dengan menampilkan akhlak yang mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar