| Kamis, 07 September 2017
Segala sesuatu menjadi indah karena awalnya telah terjaga. Peliharalah hati ini, hingga nanti pada masanya, kita persembahkan untuk sebuah jiwa yang juga menjaga, lagi diridhoi-Nya.
edit
| Senin, 17 Juli 2017
PLEGMATIS DAN CARA MENYIKAPINYA

Kepribadian Plegmatis atau "si damai" ini akan selalu siap dan bersedia untuk melakukan apapun demi kedamaian. Karena bagi Plegmatis, kedamaian adalah segala-galanya meskipun terkadang Ia sendiri harus mengorbankan diri.

Ciri-ciri Sifat kepribadian Plegmatis :




Karena plegmatis lebih menyukai kedamaian dan menghindari "keributan", Ia siap merugi atau rela sakit, asalkan masalahnya dapat cepat selesai. Orang dengan kepribadian plegmatis kurang begitu bersemangat dalam menghadapi perubahan, memiliki kecenderungan diam, kalem dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan dan santai.

Seorang Plegmatis adalah pendengar yang baik, Jika suatu saat Anda melihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka dapat dipastikan para pendengar yang berkerumun itu mayoritas orang-orang berkarakter plegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.

Namun sifat plegmatis juga memiliki kekurangan seperti, cara pengambilan keputusan yang ragu-ragu dan terlalu nyantai, akibatnya keputusan penting sering tertunda. Karakter plegmatis juga harus terus dimotivasi agar terus semangat dan melakukan aktivitas dengan cepat. Bisa dibilang terkadang orang dengan kepribadian plegmatis ini seperti keledai, didorong ngambek, dibiarkan malah diam dan tidak jalan.

Cara menyikapi kepribadian Plegmatis sebagai teman


Jika Kita memiliki teman dengan kepribadian plegmatis, sering-seringlah memotivasinya agar bersemangat dan "tidak terlalu nyantai". Selain itu terkadang seorang plegmatis suka humor atau joke yang mengejek, sehingga sebaiknya Kita tidak terlalu menanggapinya dengan serius.

Plegmatis juga tidak terlalu menyukai tantangan dan hal baru, sehingga sekuat apapun Anda mengajaknya mencoba hal yang baru, itu adalah hal yang percuma.

Sesekali Kita juga harus tegas dan selalu mengingatkan plegmatis apabila Ia harus memberikan keputusan yang penting.

Menyikapi Plegmatis Sebagai Orang Tua


Mungkin orang tua Kita yang cenderung pendiam memiliki kepribadian plegmatis. Meskipun terkadang keputusan penting yang diberikan telat, tetapi keputusan yang diberikan sangatlah bijak dan telah dipertimbangkan dengan baik. Kita harus sabar dengan kondisi tersebut, tetapi siapa lagi yang bisa dijadikan tempat curhat paling aman selain orang tua dengan kepribadian plegmatis? :)

Menyikapi Plegmatis sebagai kekasih


Seorang dengan kepribadian plegmatis ini sangat setia terhadap kekasihnya, jadi jika Anda memiliki pasangan dengan karakter ini, bersyukurlah. Karena Ia juga pasti akan selalu mengalah kepada Anda dan rela berkorban apa pun demi orang yang dicintai.

Namun jangan harap Anda sering mendapatkan kejutan-kejutan romantis dari plegmatis ini, karena Ia tidak suka merayu dan cenderung datar dan damai.

Nah! Bagaimana, Anda sudah bisa menentukan sikap Anda untuk menghadapi seseorang dengan kepribadian plegmatis? Jika sudah, jangan lupa untuk membagikan informasi ini melalui facebook, twitter kepada teman dan keluarga Anda.
edit
| Selasa, 30 Mei 2017

Jika Setan dibelenggu, Mengapa Masih Ada Maksiat?

KIBLAT.NET – Allah telah memuliakan kita di bulan Ramadhan dengan dibukakan pintu surga, ditutup pintu neraka dan dibelenggunya setan-setan. Karena itu, segala perbuatan maksiat seharusnya lebih mudah untuk dinggalkan, sementara amal ibadah menjadi ringan untuk kita kerjakan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila bulan Ramadan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam riwayat lain Rasulullah juga bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ ، ثُمَّ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ ، وَيُنَادِي مُنَادٍ : يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ ، وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ
“Ketika awal malam bulan Ramadan tiba, setan dan jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun pintunya yang dibukaPintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satu pun pintunya yang ditutup. (Kemudian) ada penyeru yang berseru‘Wahai pencari kebaikan datanglah! Wahai pencari keburukan, berhentilah! Dan Allah menetapkan (orang-orang yang) dibebeskan dari siksa neraka, dan hal itu (terjadi pada) setiap malam’.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Tentang dibelenggunya syetan, sebagian orang mungkin masih ada yang bertanya-tanya, mengapa masih banyak kemungkaran yang terjadi di bulan Ramadan, bukankah setan-setan telah dibelenggu?
Dalam kitab Fathul Bari, Al-Hafidh Ibnu Hajar mengutip sebuah keterangan dari Imam al-Qurtubi, di mana beliau berkata, “Maksudnya adalah perbuatan maksiat akan sedikit terjadi pada orang yang menjaga syarat-syarat dan adab dalam berpuasa. Atau makna lain bisa juga yang dibelenggu adalah sebagian syetan yang membangkang bukan semuanya.”
Kemudian beliau melanjutkan, “Atau maksudnya adalah berkurangnya keburukan, dan hal ini sangat tampak sekali. Atau yang terjerumus dalam kemaksiatan pada bulan tersebut lebih sedikit dibandingkan pada bulan-bulan lainnya, karena dibelenggunya semua setan tidak berarti menghilangkan seluruh keburukan dan kemaksiatan. Sebab, selain setan ada faktor-faktor lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi, seperti nafsu buruk, kebiasaan jelek atau gangguan setan dari jenis manusia.” (Lihat: Fathul Bari, 4/145)
Sementara itu, Syekh Muhammad Shalih al-Munajjid dalam salah satu risalahnya, Dzad As-Shaim, menjelaskan, “Ada yang menafsirkan bahwa maksud dibelunggu di sini tidak semua setan. Ada yang mengatakan, maksud dibelunggu adalah dilemahkan gerakannya namun tidak terhalangi dari kemampuan menggodannya. Namun, jika dimaksudkan setan di sini adalah setan manusia atau nafsu yang memerintahkan kepada keburukan maka kita akan mengerti sebab terjadinya maksiat pada bulan tersebut. Akan tetapi, yang jelas, kejahatan yang terjadi pada bulan tersebut lebih sedikit.” Wallahu a’lam bis shawab!
edit
| Rabu, 24 Mei 2017

9 Cara Terbaik Menyambut Bulan Suci Ramadhan 


KIBLAT.NET – Tidak terasa kita sudah berada di penghujung bulan Sya’ban. Artinya, sebentar lagi kita akan segera memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, yang akan membawa rahmat, yang membuka pintu syurga dan menutup pintu neraka serta membelenggu seluruh syetan yang mengganggu hamba beribadah.
Besarnya keagungan Ramadhan tentu harus disambut dengan penuh bahagia dan suka cita. Perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin agar Ramadhan bisa dilalui sesuai dengan harapan yang Allah Ta’ala inginkan. Namun pertanyaannya adalah bagaimana cara kita mempersiapkan diri untuk menyambut bulan mulia tersebut?
Berikut Sembilan cara terbaik yang ditulis oleh Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam salah satu risalahnya, Dzadu Shaim Ramadhan Fursatun Li Tarbiyah Wa Ta’lim, untuk memaksimalkan ramadhan sebaiknya kita memerhatikan poin-poin berikut ini:
  1. Bertobat dan kembali kepada petunjuk Allah
Sejatinya bertaubat diperlukan setiap saat. Sebab, siapa pun kita pasti tidak lepas dari kesalahan. Bertaubat sebelum memasuki bulan Ramadhan menunjukkan keseriusan kita dalam memuliakan bulan suci tersebut. Sehingga ketika memasuki bulan Ramadhan tidak ada lagi sekat-sekat yang bisa mengahalangi dirinya dari amal shaleh. Allah Ta’ala berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31)
  1. Berdoa agar disampaikan ke bulan Ramadhan; memohon agar bisa melaksanakan puasa dan shalat di malam harinya
Ramadhan adalah bulan keberkahan yang hanya diberikan kepada para hamba pilihan Allah Ta’ala. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan tersebut dengan baik. Karena itu, di antara kebiasaan para salaf adalah senantiasa berdoa memohon kepada Allah agar disampaikan kepada bulan Ramadhan serta diberika kekuatan untuk memaksimalkan ibadah di dalamnya. Bahkan, sebagian mereka ada yang berdoa enam bulan sebelum kedatangan bulan tersebut.
Mu’alla bin Al-Fadhl, salah satu ulama tabiu’ tabiin berkata, “Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Diantara doa yang dicontohkan para salaf adalah apa yang diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
  1. Bersegera untuk menganti puasa yang tertinggal
Salah satu kewajiban yang penting untuk diperhatikan sebelum memasuki Ramadhan adalah hutang puasa. Siapa pun yang memiliki tanggungan puasa yang belum terlunasi maka ia harus segera menyelesaikannya. Qadha tidak mesti dilakukan setelah bulan Ramadhan yaitu di bulan Syawal secara langsung. Namun boleh tunda sampai bulan Sya’ban, asalkan sebelum masuk Ramadhan berikutnya.
Diriwayatkan dari Dari Abu Salamah, beliau mengatakan bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
“Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu meng-qadhanya kecuali di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim)
  1. Mempelajari hukum-hukum seputar Ramadhan
Ilmu merupakan modal utama dalam beramal. Tanpa  ilmu maka akan kehilangan petunjuk dalam beribadah. Efeknya, kalau dia semangat maka akan jatuh dalam kesesatan, atau bisa juga dia akan tertinggal, tidak bisa memperbanyak amal karena tidak mengetahuinya.
Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”  (Al-Amru bil Ma’ruf, hal: 15)
  1. Mempersiapkan diri dengan amal-amal kebaikan
Memperbanyak amal merupakan salah satu bentuk keseriusan dalam memuliakan datangnya Ramadhan. Terutama pada bulan Sya’ban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisinya dengan memperbanyak berpuasa di bulan ini sebagai persiapan menghadapi bulan Ramadhan.
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Ya Rasulullah! Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan di banding bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Beliau menjawab, “Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan amalan-amalan di angkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa,” (HR. An-Nasa’i)
  1. Meninggalkan pengangguran dan berteman dengan orang-orang yang rajin
Selain mempersiapkan ilmu dan kemantapan jiwa, kita juga penting memerhatikan pengaruh lingkungan. Memilah-milih teman adalah salah satunya. Pengaruh teman yang baik sangat signifikan pada aktivitas hidup kita. banyak orang yang terjerumus ke dalam jurang kesesatan karena temannya. Demikian juga sebaliknya, banyak orang yang semangat dalam beramal disebabkan oleh tengannya juga. Maka sudah selayaknya kita memperbanyak teman-teman yang shaleh ketika memasuki bulan ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
  1. Meninggalkan segala bentuk perselisihan dan perpecahan
Perselisihan dan perpecahan merupakan salah satu faktor yang bisa merusak fokus kita dalam beramal. Ramadhan yang mulia tentu tidak pantas diisi dengan perbebatan-perbebatan yang berujung pada perpecahan. Terlebih dalam masalah perbedaan mazhab fikih, ia adalah sesuatu yang tidak layak untuk diperdebatkan. Sebab, masing-masing memiliki dasar dan pijakan yang dibenarkan.
Bahkan terhadap orang yang meninggalkan perdebatan yang tidak manfaat, walaupun posisinya benar, maka Rasulullah menjajikan baginya rumah di dalam syurga. Beliau bersabda, “Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meningalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meningalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya.” (HR. Abu Dawud)
  1. Menjauhi amalan yang dapat menjadikan puasa terasa berat
Kesehatan fisik tidak kalah pentingnya daripada persiapan ilmu dan mental. Agar hari-hari di bulan puasa lebih maksimal untuk beribadah, perhatian kita terhadap kesehatan fisik tidak boleh diabaikan. Jangan sampai amal ibadah kita menurun gegara gangguan kesehatan. Dari itu, meninggalkan pekerjaan-pekerjaan berat yang bisa memberatkan aktivitas puasa merupakan keharusan yang mesti dilakukan.
Orang yang merugi adalah yang tidak menggunakan kesehatannya untuk kebaikan dan yang lebih rugi lagi tidak menjaga kesehatannya. Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua nikmat Allah yang di situ banyak orang merugi, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang,” (HR. Tirmidzi)
  1. Memerhatikan kemunculan hilal
Di antara waktu yang menjadi kebiasaan ulama salaf dalam memastikan bulan Ramadhan adalah mereka keluar pada tanggal 29 Sya’ban, saat menjelang matahari mulai terbenam untuk mengamati  munculnya hilal. Mereka keluar bersama dengan Qadhi negara. Apabila dapat melihat hilal maka mereka berpuasa. Namun jika tidak, mereka menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.
Dalam sebuah hadits hasan disebutkan, “Hitunglah (bilangan) bulan Sya’ban untuk (menentukan masuknya) bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi)
Makna dari hadits tersebutadalah bersungguh-sungguhlah dalam memastikan akhir bulan Sya’ban dengan mencermati titik munculnya hilal. Hal ini dilakukan agar dapat melihat hilal Ramadhan dengan kemantapan hati yang kuat, sehingga itu tidak terlewatkan sedikit pun. (Tuhfatul Ahwadzi,3/299)
Demikianlah beberapa cara terbaik yang dicontohkan para salaf dalam menyambut bulan Ramadhan. Semoga dengan memahami poin-poin tersebut, kita bisa menyongsong bulan suci Ramadhan dengan amal ibadah yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.
edit

Maaf Tuk Berpisah

| Minggu, 23 April 2017

Kau tahu tentang hatiku yang tak pernah bisa melupakanmu
Kau tahu tentang diriku yang selalu mengenangmu selamanya
Namun kini kusadari, bahwa semua itu
adalah salah, juga keliru
Akan membuat hati menjadi ternodai

Dan akupun tahu bahwa dirimu

Mendambakan kasih suci yang sejati
Kuyakin bahwa dirimu
Merindukan kasih sayang yang hakiki
Namun sekali lagi kusadari, bahwa semua itu
adalah salah, juga keliru

Maafkanlah segala khilaf yang tlah kita terlewati
Tlah membawamu kedalam jalan yang melupakan Tuhan
Kita memang harus berpisah
Tuk menjaga diri
Untuk kembali arungi hidup
Dalam ridho Ilahi

Dan bila takdirnya kita bersama
Pastilah Allah akan menyatukan kita 

#liriknasyiddengansedikiteditan

edit
| Selasa, 11 April 2017

Pahlawan Wanita Berhijab Syari Yang Sengaja Dilupakan

Muslimdaily.net — “Kartini” yang tidak pernah dimunculkan profilnya. Pengaruhnya dalam dunia pendidikan begitu nyata. Bahkan sekaliber Al-Azhar Mesir pun terinpirasi dari tindakan beliau. Dan, point yang tidak kalah penting, pakaian anggun dengan kerudung yang menutup dada itu sudah lama ada sebelum Indonesia merdeka.
Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah (1900-1969) adalah salah satu pahlawan wanita milik bangsa Indonesia, yang dengan hijab syar’i-nya tak membatasi segala aktifitas dan semangat perjuangannya.
Rahmah, begitu ia biasa dipanggil, adalah seorang guru, pejuang pendidikan, pendiri sekolah Islam wanita pertama di Indonesia, aktifis kemanusiaan, anggota parlemen wanita RI, dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.
Ketika Rahmah bersekolah, dengan bercampurnya murid laki-laki dan perempuan dalam kelas yang sama, menjadikan perempuan tidak bebas dalam mengutarakan pendapat dan menggunakan haknya dalam belajar. Ia mengamati banyak masalah perempuan terutama dalam perspektif fiqih tidak dijelaskan secara rinci oleh guru yang notabene laki-laki, sementara murid perempuan enggan bertanya. Kemudian Rahmah mempelajari fiqih lebih dalam kepada Abdul Karim Amrullah di Surau Jembatan Besi, dan tercatat sebagai murid-perempuan pertama yang ikut belajar fiqih, sebagaimana dicatat oleh Hamka.
Setelah itu, Rahmah mendirikan Madrasah Diniyah Lil Banaat (Perguruan Diniyah Putri) di Padang Panjang sebagai sekolah agama Islam khusus wanita pertama di Indonesia. Ia menginginkan agar perempuan memperoleh pendidikan yang sesuai dengan fitrah mereka dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tekadnya, “Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Saya harus mulai, dan saya yakin akan banyak pengorbanan yang dituntut dari diri saya. Jika lelaki bisa, kenapa perempuan tidak bisa?”
Rahmah meluaskan penguasaannya dalam beberapa ilmu terapan agar dapat diajarkan pada murid-muridnya. Ia belajar bertenun tradisional, juga secara privat mempelajari olahraga dan senam dengan seorang guru asal Belanda. Selain itu, ia mengikuti kursus kebidanan di beberapa rumah sakit dibimbing beberapa bidan dan dokter hingga mendapat izin membuka praktek sendiri.
Berbagai ilmu lainnya seperti ilmu hayat dan ilmu alam ia pelajari sendiri dari buku. Penguasaan Rahmah dalam berbagai ilmu ini yang ia terapkan di Diniyah Putri dan dilimpahkan semua ilmunya itu kepada murid-murid perempuannya.
Pada 1926, Rahmah juga membuka program pemberantasan buta huruf bagi ibu-ibu rumah tangga yang belum sempat mengenyam pendidikan dan dikenal dengan nama Sekolah Menyesal.
Selama pemerintahan kolonial Belanda, Rahmah menghindari aktifitas di jalur politik untuk melindungi kelangsungan sekolah yang dipimpinnya. Ia memilih tidak bekerja sama dengan pemerintah penjajah. Ketika Belanda menawarkan kepada Rahmah agar Diniyah Putri didaftarkan sebagai lembaga pendidikan terdaftar agar dapat menerima subsidi dari pemerintah, Rahmah menolak, mengungkapkan bahwa Diniyah Putri adalah sekolah milik ummat, dibiayai oleh ummat, dan tidak memerlukan perlindungan selain perlindungan Allah. Menurutnya, subsidi dari pemerintah akan mengakibatkan keleluasaan pemerintah dalam memengaruhi pengelolaan Diniyah Putri.
Kiprah Rahmah di jalur pendidikan membuatnya mendapatkan perhatian luas. Ia duduk dalam kepengurusan Serikat Kaum Ibu Sumatera (SKIS). Pada 1935, ia diundang mengikuti Kongres Perempuan Indonesia di Batavia. Dalam kongres, ia memperjuangkan hijab sebagai kewajiban bagi muslimah dalam menutup aurat ke dalam kebudayaan Indonesia.
Pada April 1940, Rahmah menghadiri undangan Kongres Persatuan Ulama Seluruh Aceh. Ia dipandang oleh ulama-ulama Aceh sebagai ulama perempuan terkemuka di Sumatera.
Kedatangan tentara Jepang di Minangkabau pada Maret 1942 membawa berbagai perubahan dalam pemerintahan dan mengurangi kualitas hidup penduduk non-Jepang. Selama pendudukan Jepang, Rahmah ikut dalam berbagai kegiatan Anggota Daerah Ibu (ADI) yang bergerak di bidang sosial. Dalam situasi perang, Rahmah bersama para ADI mengumpulkan bantuan makanan dan pakaian bagi penduduk yang kekurangan. Ia memotivasi penduduk yang masih bisa makan untuk menyisihkan beras segenggam setiap kali memasak untuk dibagikan bagi penduduk yang kekurangan makanan. Kepada murid-muridnya, ia menginstruksikan bahwa seluruh taplak meja dan kain pintu yang ada pada Diniyah Putri dijadikan pakaian untuk penduduk.
Selain itu, Rahmah bersama para anggota ADI menentang pengerahan perempuan Indonesia sebagai wanita penghibur untuk tentara Jepang. Tuntutan ini dipenuhi oleh pemerintah Jepang dan tempat prostitusi di kota-kota Sumatera Barat berhasil ditutup.
Terimbas oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said yang terjun ke politik lebih dahulu, dan dengan kondisi Indonesia yang semakin terpuruk oleh penjajah Jepang, akhirnya Rahmah terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan Majelis Islam Tinggi Minangkabau yang berkedudukan di Bukittinggi. Ia menjadi Ketua Hahanokai di Padang Panjang untuk membantu perjuangan perwira yang terhimpun dalam Giyugun (semacam tentara PETA).
Seiring memuncaknya ketegangan di Padang Panjang, Rahmah membawa sekitar 100 orang muridnya mengungsi untuk menyelamatkan mereka dari serbuan tentara Jepang. Selama pengungsian, ia menanggung sendiri semua keperluan murid-muridnya. Ketika terjadi kecelakaan kereta api pada 1944 dan 1945 di Padang Panjang, Rahmah menjadikan bangunan sekolah Diniyah Putri sebagai tempat perawatan korban kecelakaan.
Hal ini membuat Diniyah Putri mendapatkan piagam penghargaan dari pemerintah Jepang. Menjelang berakhirnya pendudukan, Jepang membentuk Cuo Sangi In yang diketuai oleh Muhammad Sjafei dan Rahmah duduk sebagai anggota peninjau.
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Setelah mendapatkan berita tentang proklamasi kemerdekaan langsung dari Ketua Cuo Sangi In, Muhammad Sjafei, Rahmah segera mengibarkan bendera Merah Putih di halaman perguruan Diniyah Putri. Ia tercatat sebagai orang yang pertama kali mengibarkan bendera Merah Putih di Sumatera Barat. Berita bahwa bendera Merah Putih berkibar di sekolahnya menjalar ke seluruh pelosok daerah.
Ketika Komite Nasional Indonesia terbentuk sebagai hasil sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 22 Agustus 1945, Soekarno yang melihat kiprah Rahmah mengangkatnya sebagai salah seorang anggota.
Pada 5 Oktober 1945, Soekarno mengeluarkan dekrit pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Pada 12 Oktober 1945, Rahmah memelopori berdirinya TKR untuk Padang Panjang dan sekitarnya. Ia memanggil dan mengumpulkan bekas anggota Giyugun, mengusahakan logistik dan pembelian beberapa kebutuhan alat senjata dari harta yang dimilikinya. Bersama dengan bekas anggota Hahanokai, Rahmah mengatur dapur umum di kompleks perguran Diniyah Putri untuk kebutuhan TKR. Anggota-anggota TKR ini menjadi tentara inti dari Batalyon Merapi yang dibentuk di Padang Panjang.
Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda kedua, Belanda menangkap sejumlah pemimpin-pemimpin Indonesia di Padang Panjang. Rahmah meninggalkan kota dan bersembunyi di lereng Gunung Singgalang. Namun, ia ditangkap Belanda pada 7 Januari 1949 dan mendekam di tahanan wanita di Padang Panjang. Setelah tujuh hari, ia dibawa ke Padang dan ditahan di sebuah rumah pegawai kepolisian Belanda berkebangsaan Indonesia. Ia melewatkan 3 bulan di Padang sebagai tahanan rumah, sebelum diringankan sebagai tahanan kota selama 5 bulan berikutnya.
Pada Oktober 1949, Rahmah meninggalkan Kota Padang untuk menghadiri undangan Kongres Pendidikan Indonesia di Yogyakarta. Ia baru kembali ke Padang Panjang setelah mengikuti Kongres Muslimin Indonesia di Yogyakarta pada akhir 1949. Rahmah bergabung dengan Partai Islam Masyumi. Dalam pemilu 1955, ia terpilih sebagai anggota Konstituante mewakili Sumatera Tengah. Melalui Konstituante, ia membawa aspirasinya akan pendidikan dan pelajaran agama Islam.
Pada 1956, Imam Besar Al-Azhar, Kairo, Mesir, Abdurrahman Taj, berkunjung ke Indonesia dan atas ajakan Muhammad Natsir, berkunjung untuk melihat keberadaan Diniyah Putri. Imam Besar tersebut mengungkapkan kekagumannya pada Diniyah Putri, sementara Universitas Al-Azhar sendiri saat itu belum memiliki bagian khusus perempuan.
Pada Juni 1957, Rahmah berangkat ke Timur Tengah. Usai menunaikan ibadah haji, ia mengunjungi Mesir memenuhi undangan Imam Besar Al-Azhar. Dalam satu Sidang Senat Luar Biasa, Rahmah mendapat gelar kehormatan “Syaikhah” dari Universitas Al-Azhar, dimana untuk kali pertama Al-Azhar memberikan gelar kehormatan itu pada perempuan.
Hamka mencatat, Diniyah Putri mempengaruhi pimpinan Al-Azhar untuk membuka Kuliyah Qismul Banaat (kampus khusus wanita) di Universitas Al-Azhar. Sejak saat itu Universitas Al-Azhar yang berumur 11 abad membuka kampus khusus wanita, yang diinspirasi dari Diniyah Putri di Indonesia yang baru seumur jagung.
Sebelum kepulangannya ke Indonesia, Rahmah mengunjungi Syria, Lebanon, Jordan, dan Iraq atas undangan para pemimpin negara tersebut.
Sekembalinya dari kunjungan ke berbagai negara di Timur Tengah, Rahmah merasa bahwa Soekarno telah terbawa arus kuat PKI. Ia merasa tidak nyaman berjuang di Jakarta, kemudian memilih kembali pulang ke Padang Panjang. Rahmah melihat bahwa mencurahkan perhatiannya untuk memimpin perguruannya akan lebih bermanfaat daripada duduk di kursi parlemen sebagai anggota DPR yang sudah dikuasai komunis. Ketika terjadi PRRI di Sumatera Tengah akhir 1958, akibat ketidaksetujuan atas sepak terjang Soekarno, Rahmah ikut bergerilya di tengah rimba bersama tokoh-tokoh PRRI dan rakyat yang mendukungnya.
Pada 1964, ia menjalani operasi tumor payudara di RS Pirngadi, Medan. Sejak itu hingga akhir hayatnya, hidupnya didedikasikan kembali sepenuhnya untuk Diniyah Putri.
Tampak pada foto, pahlawan ini mengenakan hijab syar’i dan baju kurung basiba dengan cara yang anggun, elegan dan modern yang menampakkan kecerdasannya dan kemajuannya dalam berpikir.
edit
| Selasa, 11 April 2017

Muslimah Ramah


Kiblatmuslimah.com – Akhlak yang baik adalah akhlak yang harus melekat pada diri setiap muslimah, karena akhlak yang baik merupakan pantulan dari aqidah yang benar. Seorang muslimah shalihah adalah muslimah yang menghiasi dirinya dengan sifat dan akhlak yang mulia, karena sifat-sifat yang baik merupakan sifat yang melekat pada diri Rasulullah, hingga Allah langsung memuji beliau karena akhlaknya,
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Pujian tersebut merupakan pujian yang luar biasa dari Allah. Sebagai seorang muslimah, mencontoh Rasulullah dalam berakhlak adalah hal yang penting karena Rasulullah tidak pernah dibenci karena akhlaknya. Oleh sebab itu, sebagai muslimah jangan sampai kita dibenci karena akhlak kita. Mengutip perkataan ustadz Oemar Mita, “Jika kita dibenci karena kebenaran maka itu anugerah, tapi kalau kita dibenci karena akhlak, itulah musibah.”
Akhlak merupakan pantulan dari aqidah yang benar. Mereka yang benar aqidahnya, bisa dipastikan setiap tutur kata yang keluar mengandung kelembutan. Mereka yang benar aqidahnya tidak akan membuat saudaranya membenci dirinya karena buruknya akhlak yang kita miliki.
Salah satu akhlak yang harus dimiliki setiap muslimah adalah sifat ramah, karena sifat ini merupakan hal yang penting. Di lingkungan masyarakat, keramahan kita menjadi poin penting, karena masih banyak dari saudara-saudara kita yang masih antipati dengan model pakaian yang kita kenakan.
Ketika kita tahu bahwa masih ada saudara-saudara kita yang masih melihat aneh pakaian kita, maka jangan kita tambah dengan kepribadian jutek dan pelit dalam bertegur sapa. Salah satu senjata pamungkas bagi kita yang berhijab syar’i adalah dengan menampilkan sifat ramah kepada setiap orang yang kita jumpai. Sifat ramah bisa mengubah pandangan yang awalnya negatif menjadi postif, insya Allah.
Penulis pernah mendengarkan curhatan hati seorang muslimah yang belum berhijab syar’i. Ketika beliau mengikuti kajian dan beliau sangat merasa terasing. Hal ini karena orang-orang yang berhijab syar’i hanya mau bertegur sapa, memberi salam dan berjabat tangan dengan yang berhijab syar’i. Sementara beliau yang sama-sama duduk di sana tidak ditegur apalagi disalami. Penulis sendiri juga pernah melihat langsung kasus seperti itu.
Itulah hal klasik yang sering dijumpai di sekitar kita, sehingga banyak masyarakat yang mengatakan orang yang berhijab syar’i itu ekslusif. Mereka yang sudah aneh memandang hijab syar’i yang kita kenakan, menjadi tambah aneh dengan sifat ekslusif yang kita tunjukkan.
Ketahuilah saudariku, ketika kita mengasingkan diri dengan hanya mau bertegur sapa dan bersalaman dengan orang-orang yang kita kenal maka dakwah Islam tidak akan sampai kepada orang-orang yang belum mengenal Islam. Bukankah dengan bertegur sapa dan memberi salam bisa menumbuhkan rasa cinta di antara kita seperti yang Rasulullah sabdakan?
Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjuki pada suatu yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam di antara kalian!” (HR. Muslim)
Mulai sekarang, jadikanlah sifat ramah dengan senantiasa memberi salam ketika berjumpa, bertegur sapa, bersalaman, memberikan senyuman kepada saudari kita walaupun kita belum mengenalnya. Hilangkan pandangan ekslusif mereka kepada kita, Saudariku. Pakaian kita boleh ekslusif tapi akhlak kita tidak. Jadilah muslimah yang bisa mengubah cara pandang orang yang berhijab syar’i dengan menampilkan sikap ramah kepada mereka yang belum berhijab syar’i. Semoga keramahan kita menjadi jalan hidayah bagi mereka untuk berhijab syar’i, sehingga kita telah berdakwah tanpa banyak berkata-kata, sebab cukup dengan menampilkan akhlak yang mulia.
edit
| Minggu, 09 April 2017
#prayforidlib
edit
| Sabtu, 08 April 2017

Suriah Memang Sendiri

KIBLAT.NET – Duka warga Suriah belum berhenti. Pekan ini, warga sipil Suriah yang berada di Khan Syeikhoun, Provinsi Idlib diterjang serangan bom kimia. Puluhan jasad bocah tak berdosa terbujur kaku. Hanya karpet penuh debu yang menyelimuti bocah-bocah malang itu. Tak ada satu pun negara Muslim yang menaruh simpati. Lagi-lagi warga Suriah kesepian.
Tony Syarqi, seorang relawan kemanusiaan untuk Suriah, pernah membuat tulisan berjudul “Suriah yang Sendirian”. Saya harus menghormati beliau yang setidaknya sudah melihat langsung apa yang terjadi di Suriah, ketimbang saya yang hanya mengetahuinya dari berita-berita media yang tak jarang dibumbui kebohongan.
Yang menarik, saya juga baru memahami bahwa apa yang dituliskan oleh beliau sejatinya bukanlah tentang rakyat Suriah, melainkan tentang kita, kaum muslimin di luar Suriah, yang terlalu mengabaikan mereka. Ada sebagian kita yang terlalu berbusa-busa berdiskusi seputar konflik rumit yang terjadi di sana; serta kepada kelompok yang mana harus berpihak; dan ada pula yang memilih bersikap acuh tak acuh. Mereka sudah pusing duluan memikirkan kerumitan tersebut, kedua sikap tersebut pada akhirnya akan melalaikan dari satu fakta yang tidak rumit tapi penting, yaitu jutaan nyawa telah terbunuh.
Kebanyakan dari kita memang terjebak pada dua hal tersebut. Kita seperti enggan untuk sejenak mengabaikan kerumitan konflik Suriah, lalu fokus pada hal-hal yang lebih sederhana untuk dipahami terlebih dahulu. Bukankah sudah menjadi fitrah manusia untuk memulai sesuatu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mudah terlebih dahulu, bukankah hal itu pula yang didoktrinkan oleh guru-guru sekolah kita ketika memulai sebuah ujian.
Mari kita andaikan konflik Suriah seperti sebuah kertas ujian. Kita mulai dari pertanyaan paling mudah: Bagaimana menolong jutaan korban konflik tersebut?
Korban sebuah konflik hanya berkisar pada dua keadaan meninggal ataupun terluka. Luka bisa berarti fisik, psikis, ataupun keduanya. Orang meninggal hanya perlu dimakamkan, tak perlu ditolong. Dan saya yakin orang Suriah bisa melakukannya sendiri. Orang terluka lah yang perlu pertolongan, tak mungkin konflik sedahsyat Suriah hanya sekedar meninggalkan lecet di tangan ataupun perih di dada. Pasti lebih dahsyat dari itu.
Orang yang terluka biasanya tak mampu bekerja, saya yakin anda pun akan izin membolos ketika gusi anda berdarah ataupun lutut anda sobek karena terjatuh dari motor. Ketidakmampuan bekerja ditambah konflik yang memaksa mereka untuk mengungsi ke tempat-tempat yang jauh dari kebun buah mereka dalam waktu yang tidak jelas batas akhirnya sudah pasti akan membawa mereka pada kelaparan, kemiskinan, dan pada akhirnya kematian.
Maka jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini adalah bahan makanan, obat-obatan, tenaga medis dan juga ahli terapi kejiwaan. Dan seseorang yang terluka ataupun sakit tentunya tidak boleh sembarangan dalam memilih makanan. Harus ada takaran yang pas mengenai zat-zat makanan agar mempercepat kesembuhannya. Jadi, kesimpulannya rakyat Suriah membutuhkan sebuah bangunan bernama rumah sakit, yang akan membantu mereka secara maksimal menyembuhkan lukanya.
Sekarang mari kita ke soal selanjutnya: Apakah selama ini belum ada yang membangun rumah sakit untuk korban konflik Suriah?
Di setiap konflik, pasti ada manusia-manusia dari belahan bumi tertentu yang mudah tergerak hatinya melihat orang lain kesulitan, biasanya mereka akan berkumpul membentuk lembaga kemanusiaan lalu mengunjungi dan menolong korban konflik tersebut. Dan sudah pasti salah satu prioritas mereka adalah pengadaan fasilitas medis, mulai dari yang berbentuk seperti rumah sakit di kota kalian ataupun berupa klinik darurat, bangsal bersalin, hingga unit pediatrik.
Soal selanjutnya: Apakah sejauh ini rumah sakit yang sudah ada cukup untuk Suriah?
Jawabannya adalah TIDAK atau bahkan SANGAT TIDAK. Karena bangunan-bangunan rumah sakit tersebut ternyata bernasib sama seperti rakyat Suriah. Tak luput dari kekerasan konflik, sehingga tak mampu memberikan rasa aman untuk pasien (apalagi kesembuhan).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Physicians for Human Rights, bahwa telah terjadi 382 serangan terhadap fasilitas medis di Suriah sejak Maret 2011 hingga Juni 2016. Sembilan puluh persennya dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah dan pasukan Rusia yang membantu Bassar Assad. Koalisi pasukan Suriah-Rusia ini juga telah membunuh lebih dari 700 tenaga medis. Dan sampai detik ini, tak pernah keluar pernyataan maaf baik dari Bashar maupun Vladimir Putin.
Menanggapi hal ini, direktur Physicians for Human Rights Widney Brown menyatakan bahwa “Ketika kamu membunuh seorang dokter, sebenarnya kamu tidak hanya membunuh dirinya. Tetapi kamu telah menghancurkan harapan hidup orang-orang yang akan diselamatkannya.”
Membunuh tenaga medis dalam situasi konflik sejatinya adalah hal terlarang. Hal itu telah ditetapkan dalam International Humanitarian Law (IHL), sebuah hukum yang telah berusia 153 tahun, lebih tua ketimbang Assad dan Putin.
IHL menyatakan bahwa kombatan yang sakit dan terluka dari pihak yang bertikai yang berada di luar pertempuran akan dilindungi dan dirawat, tak peduli dia teroris paling dicari sekalipun. Tentu saja, perlindungan tersebut akan sia-sia tanpa kehadiran personel medis. Karenanya, personel medis juga mendapatkan jaminan keselamatan. Mereka tidak boleh diserang, ditembak, serta dicegah dari menjalankan pekerjaannya.
Namun apa daya, hari ini di Suriah, Bashar Assad dan Putin telah berkoalisi untuk merobek-robek kertas IHL. Sehingga tenaga medis kini menjadi gamang, mencari sebuah kepastian tentang aturan dan hukum seperti apa yang sedang berlaku di konflik. Mereka dihadapkan pada sebuah dilema, apakah tetap menolong dan membantu mereka yang dibutuhkan dengan risiko terbunuh atau memilih untuk membiarkan mereka yang terluka tanpa pertolongan, dan hal itu berarti mengkhianati nurani dan pekerjaan mereka.
Pertanyaan terakhir: Kalau sudah begini, apa yang kita-kita ini bisa lakukan?
Memang jawaban-jawaban di atas semakin mempertegas bahwa Suriah memang sendiri. Di mana hukum kemanusiaan internasional sudah tak dihargai lagi, dan tak ada seorang pun yang peduli, dan yang mencoba peduli pun akan bernasib sama dengan rakyat Suriah; SENDIRI.
Namun, tak bisakah kita-kita yang mencoba peduli ini sekedar berteriak: Cukup!!! Bahkan perang pun ada aturannya !!!
edit
| Sabtu, 08 April 2017

Menyingkap Gas Beracun, Senjata Pembunuh Sipil di Idlib

Foto: Bocah korban serangan senjata kimia di Khan Syeikhun, Idlib
KIBLAT.NET, Damaskus – Serangan gas beracun oleh rezim Suriah telah membunuh banyak jiwa di Khan Syeikhun, Idlib pada Selasa (04/04). Para korban tewas keracunan setelah kejang dan mengeluarkan buih di mulut.
Jenis gas beracun itu telah mengundang banyak tanya. Ada yang berpendapat berjeniskan klorin. Tetapi juga ada yang menduga gas beracun itu berjenis sarin. Keduanya memang dikenal sebagai senjata pembunuh massal. Namun petugas medis setempat belum dapat memastikan kandungan gas yang dijatuhkan rezim.
Apa itu gas sarin?
Sarin berbentuk cairan yang tidak berbau dan tidak berwarna. Gas ini terbentuk dari dari empat senyawa yaitu, methylphosphonate dimetil, fosfor triklorida, sodium fluoride dan alkohol.
Sarin adalah senjata kimia buatan manusia yang diklasifikasikan sebagai agen saraf G-series. Itu berarti sarin bekerja dengan menyerang fungsi sistem saraf. Gas ini dikembangkan oleh ilmuwan Jerman selama Perang Dunia II.
Agen saraf G-series terdiri dari gas sarin (GB), tabun (GD), soman (GA) dan cyclosarin (GF). Semua itu merupakan gas beracun yang sangat mudah menguap di udara.
Cara kerja gas sarin membunuh manusia
Bila terhirup, gas sarin akan langsung merusak neurotransmitter asetilkolin (senyawa penghantar rangsangan saraf yang berada di dalam tubuh manusia). Dampaknya terkecil ialah korban akan kehilangan kontrol otot.
Meluasnya gejala yang ditimbulkan tergantuk dosis dan berapa lama korban menghirupnya. Karena termasuk jenis gas yang gampang menguap dengan cepat, menghirupnya saja merupakan ancaman akan pendeknya usia. Senjata ini sangat berbahaya, konon jumlah sebesar ujung jarum pentul sudah cukup untuk membunuh satu orang dewasa.
Gas itu juga akan berdampak pada pupil mata karena tidak mampu lagi menerima cahaya. Jika dihirup, nafas akan sesak dan perut terasa mual. Gejala-gejala ini dapat muncul segera, diikuti dengan hilangnya kontrol otot (lemas), kejang, dan berakhir dengan kematian.
Apa itu gas klorin?
Nama gas yang satu ini memang familiar. Klorin dalam bentuk cairan atau bubuk banyak ditemukan dalam produk-produk rumah tangga. Biasa juga dipakai untuk mensterilkan kolam renang. Klorin jenis ini lebih dikenal dengan nama kaporit.
Namun siapa sangka, klorin juga diproduksi sebagai senjata kimia. Klorin yang beracun biasanya bewarna kuning kehijau-hijauan. Senjata kimia ini akan sangat bereaksi pada tubuh manusia.
Penggunaan gas klorin sangat populer selama perang dunia pertama.  Gas ini juga dikembangkan dan digunakan pertama kali oleh Jerman. Gas klorin sebagai senjata kembali muncul saat perang Irak tahun 2007. Diduga kuat  rezim Bashar Al Assad juga menggunakan gas jenis ini selama perang Suriah.
Dampak klorin pada tubuh manusia
Gas klorin bersifat racun karena sangat reaktif dengan air di selaput lendir paru-paru dan mata. Reaksi yang ditimbulkan akan menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit yang memicu iritasi pada mata dan paru-paru serta memicu korosi pada jaringan.
Sehingga, klorin akan menghancurkan kemampuan paru-paru untuk mengambil oksigen. Dalam waktu singkat, korban senjata kimia ini akan mati karena kekurangan oksigen.
Apakah kolam renang berklorin aman digunakan?
Mengingat volume air yang begitu besar, klorin atau kaporit biasa digunakan untuk mensterilkan kolam renang. Air dengan kadar klorin yang tinggi dapat berefek pada mata. Umumnya, mata akan sengat perih bila terkena.
Oleh sebab itu, sebaiknya menggunakan kacamata renang. Jika berenang dengan mata terbuka di kolam berkaporit, memungkinkan penglihatan akan kabur selama beberapa saat setelahnya.
edit
| Senin, 03 April 2017

Senin, 3 April 2017
Lagu yang sangat menyentuh...

Begitu mudahnya kita mengutarakan rasa sayang kepada orang lain yang bukan siapa-siapa kita ..namun kepada keluarga yang notabene-nya adalah orang terdekat dan yang paling mengerti kita, seakan lidah ini kelu untuk sekedar mengucapkan “ i love you”, “uhibbuka fillah” dan yang sejenisnya... bukan hanya keluarga, bahkan terhadap orang tua kita sendiri. Entah karena gengsi atau yang lainnya, rasa sayang yang ada di hati hanya bisa tersalurkan dengan tingkah laku.


-lafadz yang tersimpan - 
edit

SINGKATAN SANTRI

| Kamis, 23 Maret 2017


SANTRI

سالك الى الأخرة
(Penempuh jalan akhirat).

نائب عن المشايخ
(Generasi para guru/ulama).

تَارك عن المعاصى
(Meninggalkan kemaksiatan).

راغب في الخيرات
(Senang dalam hal kebaikan).

يرجو السلامة في الدين والدنيا والأخرة
(Mengharapkan keselamatan agama, dunia dan akhirat).




edit

Tadzkiroh

| Rabu, 22 Maret 2017
ibadahmu terasa hambar???
saatnya berintropeksi diri..
edit

MAKALAH

| Rabu, 22 Maret 2017
  
HUKUM TAFSIR AL-QUR’AN
(Studi Kritik Pemikiran Nusron Wahid Tentang Penafsiran Al-Qur’an)

















  
Oleh:
NUHA SHOFIYAH




MA’HAD ALY HIDAYATURRAHMAN
PILANG MASARAN SRAGEN
2016-2017



BAB I
  PENDAHULUAN
A.            Latar Belakang Masalah
Al-Qur`an adalah sumber dari segala sumber ajaran Islam. Kitab suci menempati posisi sentral bukan hanya dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman tetapi juga merupakan inspirator dan pemandu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad lebih sejarah pergerakan umat ini.Al-Qur`an ibarat lautan yang amat luas, dalam dan tidak bertepi, penuh dengan keajaiban dan keunikan tidak akan pernah sirna dan lekang di telan masa dan waktu. Maka untuk mengetahui dan memahami betapa dalam isi kandungan al-Qur`an diperlukan tafsir.
Penafsiran terhadap al-Qur`an mempunyai peranan yang sangat besar dan penting bagi kemajuan dan perkembangan umat Islam. Oleh karena itu sangat besar perhatian para ulama untuk menggali dan memahami makna-makna yang terkandung dalam kitab suci ini. Sehingga lahirlah bermacam-macam tafsir dengan corak dan metode penafsiran yang beraneka ragam pula, dan dalam penafsiran itu nampak dengan jelas sebagai suatu cermin perkembangan penafsiran al-Qur`an serta corak pemikiran para penafsirnya sendiri[1].

Namun baru-baru ini tersebarlah pernyataan yang mengundang banyak perhatian di kalangan masyarakat,nama Nusron Wahid tiba-tiba menjadi perbincangan banyak pihak, setelah yang bersangkutan melontarkan pernyataan di TV One pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC) 11 Oktober 2016.Ia menyatakan bahwa yang paling berhak menafsirkan al-qur’an dan yang paling mengetahui tentang al-qur’an ialah Allah SWT dan Rosululloh Sholallohu alaihi wasallam . Sehubungan dengan hal ini, penulis memandang perlu mengkaji pemikiran Nusron Wahid tentang penafsiran al-qur’an, apakah pemikiran yang ia usung benar atau menyelisihi syari’at. Dengan ini, penulis bermaksud mengangkat sebuah makalah dengan topik permasalahan tersebut dengan judul HUKUM TAFSIR AL-QUR’AN (Studi Kritik Pemikiran Nusron Wahid Tentang Penafsiran Al-Qur’an)



BAB II
PEMBAHASAN

1.            BIOGRAFI NUSRON WAHID

A.    Nama

Nusron Wahid lahir di Kudus pada tanggal 12 Oktober 1973. Ia terlahir sebagai anak keenam dari pasangan suami istri Khuzairi dan Mastini1. Ia memiliki dua anak dari pernikahannya dengan Dili Rosi Timadar, SE. Dan  memiliki dua alamat yaitu di Jl. H. Nawi No. 22 RT. 011/06 Jati Padang Pasar minggu Jakarta Selatan dan di  Kauman 435 Ds. Mejobo RT. 008/02 Kudus Jawa Tengah[2].

B.     PENDIDIKAN
Ia menamatkan pendidikan SD sampai SMA di Kudus, yaitu di MI Miftahutthalibin Mejobo Kudus, kemudian melanjutkan di MTS Qutsiyyah Kauman Menara Kudus, kemudian di SMA Islam Al Ma’ruf Kudus. Setelah lulus SMA ia melanjutkan pendidikannya di Sarjana Sastra Universitas Indonesia. Kemudian ia melanjutkan study S2 di Magister Manajemen di Institut Pertanian Bogor.

C.    KARIR
Sewaktu mahasiswa, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB-PMII) periode 2000-2003. Ia sempat menjadi kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Ia juga sempat aktif di organisasi pers mahasiswa sewaktu berkuliah di Universitas Indonesia (UI). Di organisasi bernama Suara Mahasiswa UI ini Nusron muda mengasah kemampuan jurnalistiknya sebelum bergabung menjadi wartawan harian Bisnis Indonesia. Nusron merupakan mantan Ketua Umum PB PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).

v Sebagai Politisi dan Ketum GP Ansor

Suaranya sangat vokal saat dia menjabat sebagai Anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Fraksi Golkar. Nusron mewakili daerah pemilihan di kota kelahirannya dengan mengantongi 13.157 suara. Nusron adalah anggota DPR yang meraih suara terbanyak di internal Golkar pada Pileg 2014 silam.
Saat menduduki kursi parlemen, Sarjana Sastra jebolan Universitas Indonesia itu ditempatkan sebagai anggota Komisi VI DPR. Di komisi ini, dia bertugas mengawasi kebijakan yang terkait dengan perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM, BUMN dan Standardisasi Nasional.
Karirnya semakin menanjak setelah terpilih menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama pada Januari 2011 yang berafiliasi dengan organisasi agama terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.
Pemilihan ketua organisasi pemuda NU tersebut dilangsungkan sebanyak dua putaran. Putaran pertama terdapat sepuluh kandidat yang maju. Hasilnya, Nusron memperoleh 257 suara, Marwan Ja’far 183 suara, Khatibul Umam Wiranu 40 suara, Syaifullah Tamliha 24 suara, Anwar 1 suara, Choirul Sholeh 1 suara, Malik Haroemen 1 suara, Munawar Fuad 3 suara, dan Yoyo Arifianto 1 suara. Dari hasil itu hanya Nusron dan Marwan yang layak lolos melanjutkan putaran kedua.
Di putaran selanjutnya, Nusron Wahid akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PP GP Ansor setelah mengalahkan Marwan Jakfar yang juga merupakan seorang politisi dari PKB. Nusron Wahid mengungguli Marwan Jafar dengan 345 dari jumlah total suara 506 suara.
Kemenangannya menimbulkan polemik setelah sebelumnya terjadi perdebatan tentang aturan batasan usia calon ketua umum yang maksimal 40 tahun. Namun masalah tersebut dapat ditangani ketika Ketua Umum PBNU, Said Agil Siradj, turun tangan.
Setelah resmi terpilih, ia mencoba untuk mengembangkan unit usaha sebagai pondasi ekonomi dalam menjalankan organisasi. Oleh karena itu, semua unit usaha yang dilakukan oleh kader Ansor digalakkan untuk membangun organisasi yang maksimal.
Selain ranah ekonomi, Nusron juga memperkuat kaderisasi anggotanya untuk mempersiapkan kader-kader penerus di organisasinya tersebut. Selain itu, Majelis Dzikir juga ditingkatkan keberadaannya oleh politisi muda dari partai Golkar ini.
Dalam perjalanannya, Nusron pun tercatat sebagai Komisaris PT CBN dan PT Palima Timada. Nusron Wahid politisi Golkar yang dipecat partai yang berada di bawah komando Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie lantaran mendukung Jokowi-JK pada Pilpres 2014 lalu.
Tak hanya itu saja, Ical juga berusaha membatalkan pelantikan Nusron sebagai anggota DPR terpilih. Namun karena Nusron mengajukan gugatan terhadap keputusan tersebut, sampai saat ini Nusron masih berstatus aktif sebagai anggota DPR RI.
Setelah Nusron akankah ada kader ‘Golkar Perjuangan’ lain yang masuk barisan pemerintahan Jokowi?
Wakil Presiden JK sebelumnya menegaskan, Nusron terpilih karena kemampuannya, bukan sebagai bentuk kompensasi dukungan saat Pilpres 2014 lalu. Ketua Umum PMI ini pun menegaskan bahwa Nusron masih kader Golkar. “Dia ini kan tetap Golkar, buktinya tetap anggota DPR,” terang dia1.

2.            PEMIKIRAN NUSRON WAHID

Berdasarkan pengamatan penulis setelah melihat dan mendengar pernyataan Nusron Wahid yang ia sampaikan di forum diskusi yang ditayangkan secara langsung oleh salah satu stasiun televisi nasional dapat disimpulkan salah satu pemikiran Nusron Wahid adalah bahwa sebuah teks hanya diketahui oleh pemilik teks dan hanya pembuatnya yang berhak menafsirkannya. Begitu juga dia  mengatakan bahwa hanya Allah SWT yang benar-benar mengetahui teks al-Qur’an dan hanya Allah SWT yang mutlaq menafsirkannya. Hal ini paradoks dengan kaedah yang biasa dipegang oleh para pentakwil liberal. Di dalam ilmu Nash (textologi) para pentakwil liberal biasanya mengandalkan kaedah “نصك ليس ملكك” (teks anda bukanlah milik anda secara mutlaq) artinya sebuah teks entah itu ayat suci atau teks puisi dan lain sebagainya bukanlah milik si penulisnya sepenuhnya yang memungkinkan setiap pembaca untuk untuk menafsirkannya. Teori di atas adalah senjata para keum liberal  untuk menafsirkan al-Qur’an sekehendak mereka. Seharusnya Nusron tetap berpegang pada kaedah ini sebagai orang yang memiliki haluan liberal dalam pemikirannya. Lucunya dia malah membantah dan menggunakan pembenaran lainnya demi membela kepentingan syahwat politiknya. Dari sini statement yang ia buat membuat publik melihat dengan jelas “kebodohannya” dalam konteks sastra maupun ilmu tafsir





BAB III

1.              PENGERTIAN TAFSIR
Secara etimologis, tafsir berakar dari kata fassara-yufassiru-tafsiran, berarti penjelasan (al-idhah wa at-tabyin), sebagai mana terdapat dalam firman Allah SWT yang berbunyi :
(٣٣) وَلا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرا
Artinya:
“tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu                yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (Q.S. Al-Furqan 25:33)1.
Dari segi terminologis tafsir berarti Ilmu yang dengannya diketahui: maksud kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad Saw. Makna-makna al-Qur’an dapat dijelaskan Hukum-hukum dan hikmah-hikmahnya dapat diketahui2.
2.                  Cara Ulama’ Menafsirkan Al-Qur’an
Dalam memahami Al Qur’an, hendaklah seorang muslim memperhatikan tata cara yang benar sebagaimana yang telah disebutkan oleh para ulama dalam kitab mereka, ibnu Katsir rahimahullah dalam muqodimah tafsirnya telah menjelaskan tata cara tafsir yang benar, beliau berkata :“Apabila ada orang yang berkata,”Apakah cara tafsir yang paling benar ? jawabnya adalah bahwa cara yang paling benar dengan menafsirkan Al Qur’an dengan Al Qur’an karena disebutkan dalam suatu ayat secara global namun telah dirinci penjelasannya dalam ayat yang lain. Jika tidak mendapatkannya maka merujuk kepada as-sunnah karena ia adalah penjelas dari Al-Qur’an. Sunnah ini berupa: ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, dan diamnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dan apabila kita tidak menemukannya di dalam Al Qur’an tidak juga di dalam As- sunnnah maka merujuk pada penafsiran  para sahabat1. Dalam hal ini pelopor mereka adalah Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas Radliyallahu ‘anhum. Ibnu Mas’ud termasuk sahabat yang menemani Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sejak dari awal dan dia selalu memperhatikan dan bertanya tentang Al-Qur’an serta cara menafsirkannya, sedangkan mengani Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud pernah berkata: “Dia adalah penterjemah Al-Qur’an.” Oleh karena itu tafsir yang berasal dari seorang sahabat harus kita terima dengan lapang dada2, sebab mereka langsung menyaksikan keadaan-keadaan yang hanya mereka yang mengetahuinya, juga karena mereka mempunyai pemahaman yang sempurna, ilmu yang lurus, dan amal shalih terutama para ulama mereka… dan apabila tidak mendapatkan di dalam Al Qur’an tidak juga dalam sunnah tidak juga pendapat para shahabat maka banyak ulama yang merujuk pendapat Tabi’in… adapun menafsirkan Al Qur’an hanya dengan ro’yu semata maka hukumnya adalah haram3.

BAB IV
KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN NUSRON WAHID
            Nusron memulai pernyataannya di TV One pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC) 11 Oktober 2016 dengan menyebutkan kebiasaan umat Islam ramai, yang menurutnya disebabkan oleh dua hal, yakni salah paham dan atau berpemahaman salah. Lalu melanjutkan pernyataannya "Yang namanya teks apapun bebas tafsir. Yang namanya Alquran yang paling sah menafsirkan adalah Allah SWT dan Rasulnya, bukan Majelis Ulama Indonesia, bukan Ahmad Dani, bukan Danil Simanjuntak, juga bukan saya, juga bukan Hamka Hab. Alhaqqu Min Rabbika," kata Nusron.
Dalam konteks ini, Nusron sebenarnya nampak berupaya menjelaskan, tentang pola sikap dan pola pemahaman keagamaan secara normatif, yakni tafsir atas teks keamanan, tafsir atas pernyataan oleh orang yang menyampaikan pernyataan, yang menjadi kecaman dalam acara ILC itu.
Pernyataan ini, sungguh membuat gaduh umat Islam, karena komentar Nusron Wahid yang menyebutkan "tidak seorangpun yang berhak menafsirkan ayat Alquran, dianggap sama dengan menafikan keberadaan ribuan hadist Nabi karena salah satu kedudukan dan fungsi dari hadist Nabi adalah merupakan tafsir dari Alquran1. Begitu pula tidaklah benar jika teks al-quran itu yang harus memahami hanya Allah saja, karena jelas2 al-Quran diturunkan untuk manusia atau hudan linnas yang secara literal artinya ‘diturunkan untuk manusia’. Jika al-Quran hanya dipahami oleh Allah maka tak perlu ada istilah hudan linnas . Dalam al-Quran juga secara lugas dikatakan bahwa:
انا أنزلنا قرأنا عربيا لعلكم تعقلون                      “Sesungguhnya aku turunkan al-Quran dalam bahasa Arab agar kamu menggunakan akalmu (berpikir)”.Bukti lain bahwa al-Quran harus dipahami oleh manusia yaitu dengan adanya ayat2 motivasi seperti frasa “afalaa tubsyiruun”, “afalaa tandurun”, “afalaa ta’qiluun”, “afalaa tatafakkarun”. Semua frasa itu Allah tujukan kepada ummat utk melihat, menelaah, mengkaji, meneliti dan menganalsis apa-apa yang terdapat dalam al-Quran. Allah tidak mungkin memotivasi dengan frasa2 itu jika hanya Dia saja yang berhak tahu1.
 Ayat yang menerangkan tentang penafsiran Al-Qur’an diantaranya:

  وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِين
Kami telah menurunkan kepada kamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu, juga sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi kaum Muslim (QS an-Nahl [16]: 89).
Firman Allah Ta’ala di dalam surat An-Nahl ayat 44:
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
artinya : “keterangan-keterangan (mu’jizat) dan kitab-kitab.Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan…”
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :
الَر كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
yang artinya : “Alif, laam raa.(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. “
Di dalam teks ayat tersebut sudah jelas bahwasannya Allah SWT menurunkan ayat Al-Qur’an agar menjadi petunjuk dan dapat dipahami oleh ummat manusia. Lantas atas dasar apa nusron wahid mengatakan demikian? Intinya, bisa jadi Nusron berupaya mencari pembenaran, bahwa pernyataan Ahok yang menyebutkan bahwa kandungan surat Almaidah ayat 51 yang melarang umat Islam memilih pemimpin Nasrani (non-muslim) merupakan pembodohan. 
Dalam konteks mencari pembenaran dengan membantah tudingan penistaan agama atas bakal calon Gubernur DKI Jakarta yang didukungnya ini, maka menjadi wajar, apabila Nusron membela secara "mati-matian", bahwa apa yang disampaikan Ahok hanya sebuah ketelodoran semata, dan orang yang membuat pernyataan, sudah mengklarifikasi dan meminta maaf2.
          Dengan mengutip sebagian perkataan ulama, ada dua jenis ayat Alquran yakni yang muhkamat dan mutasyabihat, Muhkam adalah ayat yang sudah jelas baik lafadz maupun maksudnya, sehingga tidak menimbulkan keraguan dan kekeliruan bagi orang yang memahaminya. Sedangkan Mutasyabih adalah merupakan kumpulan ayat-ayat yang terdapat dalam Al Qur’an yang masih belum jelas maksudnya, hal itu dikarenakan ayat mutasyabih bersifat mujmal (global) dia membutuhkan rincian lebih dalam dan penafsiran.seperti halnya ayat berikut اِقْتَلُوْا المُشْرِكِيْن “ Bunuhlah oleh kamu akan orang-orang musyrik “Pada ayat ini, jika kita salah kaprah dalam memahaminya. Maka akan berdampak negatif dan merugikan diri kita sendiri dan orang lain. Ayat ini dilaksanakan, jika orang musyrik memerangi dan memusuhi kita, maka kita wajib membela diri2. Dari penjelasan di atas sudah sangat jelas bahwasannya kita sebagai manusia diwajibkan untuk memahami ayat dan menafsirkannya dengan merujuk kepada tafsiran yang shohih.sehingga penyataan Nusroh Wahid yang meneguhkan bahwa yang paling tahu atas tafsir tektual normatif Alquran adalah sang pencipta teks itu sendiri tidak dibenarkan. Wallohu a'lam


                                          
BAB V
PENUTUP

1.              Tiada kata lain yang pantas terucap dari selain lantunan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Al-hamdulillahi Robbil ‘Alamin yang melimpahkan kekuatan dan kemampuan untuk hamba-Nya yang lemah ini, sehingga tanpa izin dan rahmat-Nya tidak akan selesai penulisan makalah ini. Penulis sangat mengharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca makalah ini, demi tercapainya ilmu yang dimaksud. Atas kesalahan-kesalahan tersebut penulis meminta maaf dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3.             DAFTAR PUSTAKA
v  Al-Qur’an dan terjemahannya
v  . beritaakumuslim.blogspot.co.id/2016/10?biografi-nusron-wahid-sang-aqidah.html
v  http://java-borneo.blogspot.co.id/2011/06/bagaimana-cara-menafsirkan-al-quran.html
v  Ibnu Katsir,Abul Fida Ismail,Tafsir Ibnu Katsir,terjm Bahrun Abu Bakar,cet ke-1(Bandung,Sinar Baru Algensindo,200),jilid 1
v  http://www.pwipamekasan.com/2016/10/memahami-tafsir-keagamaan-nusron-wahid.html












      2. beritaakumuslim.blogspot.co.id/2016/10?biografi-nusron-wahid-sang-aqidah.html
1. beritaakumuslim.blogspot.co.id/2016/10?biografi-nusron-wahid-sang-aqidah.html

      2.  https://ansorimuhammad.wordpress.com/2011/09/25/pengertinan-ilmu-tafsir/

      1. Tafsir ibnu katsir,Dr.Abdulloh bin Muhammad Alu Syaikh(Kairo:Mu’asasah Daar al-Hilal             Kairo1414 H-1994 M)jilid:3,hal:XII,cetakan:1
      2.  http://java-borneo.blogspot.co.id/2011/06/bagaimana-cara-menafsirkan-al-quran.html
      3.  Tafsir ibnu katsir,Dr.Abdulloh bin Muhammad Alu Syaikh(Kairo:Mu’asasah Daar al-Hilal Kairo1414 H-1994 M)jilid:3,hal:XII,cetakan:1

edit
Postingan Lebih Baru Postingan Lama
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Instagram

BTemplates.com

Popular Posts

Pages

Blogroll

About

Pages - Menu

Popular Posts

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content coretan sederhana